Tuesday, September 2, 2014

Artikel Jenis-Jenis Fosil Manusia Purba di Sangiran



Analisis Temuan Fosil di Sangiran

Dirakit oleh Kelompok 4


Anggota

A

B

C

D

E

F


Di Indonesia, terdapat situs-situs prasejarah lengkap yang berisi sisa - sisa kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Di situs itu, terdapat beragam fosil manusia puba, fosil fauna, fosil tumbuhan, artefak dan lapisan tanah yang terendapkan secara alamiah tidak kurang dari 2 juta tahun silam.



Sangiran

Sangiran merupakan situs terpenting untuk ilmu pengetahuan terutama untuk penelitian di bidang antropologi, arkeologi, biologi, paleoantropologi, geologi dan untuk bidang kepariwisataan. Pada Situs Sangiran ini terdapat banyak peninggalan-peninggalan sejarah yang meliputi fosil manusia purba, hasil-hasil budaya manusia prasejarah, fosil-fosil flora dan fauna beserta gambaran statigrafnya.

Lokasi dan Keadaan Alam Situs Sangiran

Berada di kaki Gunung Lawu, Jawa Tengah / sekitar 15 km utara Surakarta di lembah Sungai Bengawan Solo dengan area seluas 56 km2 yang berada di perbatasan Kabupaten Sragen dan Karanganyar.

Situs Sangiran merupakan suatu kubah raksasa yang berupa cekungan besar di pusat kubah akibat adanya erosi di bagian puncaknya. Kubah raksasa itu diwarnai dengan perbukitan yang bergelombang. Kondisi deformasi geologis itu menyebabkan tersingkapnya berbagai lapisan batuan yang mengandung fosil-fosil manusia purba dan binatang, termasuk artefak.


Sejarah Penemuan Fosil di Sangiran

Sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C. Schemulling pada tahun 1864, dengan penemuan fosil vertebrata dari Kalioso, bagian dari wilayah Sangiran.

Eugene Dubois pernah datang ke Sangiran, namun ia kurang tertarik dengan temuan-temuan di wilayah Sangiran.

Pada tahun 1934, Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald memulai penelitian dan berhasil menemukan fosil-fosil nenek moyang manusia pertama, Homo Erectus ( Java Man / Menungso Jowo )  secara sporadis dan berkesinambungan. Hal ini menyebabkan Situs Sangiran menjadi terkenal.

Situs Sangiran ditetapkan secara resmi sebagai Warisan Dunia pada 1996, yang tercantum dalam nomor 593 Daftar Warisan Dunia (World Heritage List) UNESCO.

Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald


Meganthropus Paleojavanicus

Fosil Meganthropus Paleojavanicus ditemukan oleh Von Koenigswald di Sangiran, lembah Bengawan Solo pada tahun 1936-1941. Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen Bawah. Meganthropus memiliki badan yang tegap dan rahang yang besar dan juga kuat. Mereka hidup denan cara mengumpulkan makanan. Makanan mereka berasal dari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Sebagian ahli menganggap bahwa Meganthropus sebenarnya merupakan Pithecanthropus dengan badan yan besar.

Ciri-Ciri :

ØMemiliki tulang rahang yang kuat

ØTidak memiliki dagu

ØMenunjukkan ciri-ciri manusia tetapi lebih mendekati kera.

ØBerbadan besar dan tegap

Homo erectus

Homo erectus adalah takson paling penting dalam sejarah manusia, sebelum masuk pada tahapan Homo sapiens, manusia modern.

Homo erectus pada awal penemuannya diberi nama ilmiah Pithecanthropus erectus. Memiliki arti manusia-kera yang dapat berdiri.

Telah ditemukan sebanyak 50 individu fosil manusia Homo erectus di Sangiran. Jumlah ini mewaikili 65% dari fosil Homo erectus yang ditemukan di Indonesia atau 50% dari populasi Homo erectus di dunia.

Terdapat sebuah penemuan bernama Sangiran 17 (S17) yang merupakan temuan fosil Homo erectus terbaik.

Ciri-ciri Fisik S17 :     - Dahi sangat datar

                                   - Tulang kening menonjol

                                    - Orbit mata persegi

          - Pipi lebar menonjol

          - Mulut menjorok kedepan

          - Tengkorak pendek memanjang

Berdasarkan Morfologi, tengkorak S17 adalah individu laki-laki dewasa yang hidup di Sangiran pada saat Sangiran didominasi lingkungan sungai yang luas sekitar 700.000 tahun yang lalu.



Homo Soloensis

Fosil Homo soloensis ditemukan di Ngandong, Blora, di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Von Koenigswald pada tahun 1931—1933 dari lapisan Pleistosen Atas. Homo Soloensis diperkirakan hidup sekitar 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu. Volume otaknya mencapai 1300 cc.

Menurut Von Koenigswald makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan Pithecanthropus Erectus. Diperkirakan makhluk ini merupakan evolusi dan Pithecanthropus Mojokertensis. Oleh sebagian ahli, Homo Soloensis digolongkan dengan Homo Neanderthalensis yang merupakan manusia purba jenis Homo Sapiens dari Asia, Eropa, dan Afrika berasal dari lapisan Pleistosen Atas.

Ciri Ciri :

Volume otaknya antara 1000 – 1200 cc

Tinggi badan antara 130 – 210 cm

Otot tengkuk mengalami penyusutan

Muka tidak menonjol ke depan

Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna


Terima Kasih atas perhatian kalian semua. Merupakan kehormatan bagi kami apabila anda sekalian bersedia menyimak persentasi dari kelompok kami, apabila ada kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja, mohon dimaafkan. Sesungguhnya kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. 


Maaf artikelnya berantakan
saya sarankan download :
  1. Artikel Jenis-Jenis Manusia Purba di Sangiran (Versi ms Word)
  2. Artikel Jenis-Jenis Manusia Purba di Sangiran (Versi ms Power Point) 


Situs sangiran  Jawa Tengah, fosil-fosil manusia purba di Sangiran, Manusia purba di sangiran, fosil manusia purba, homo, phitecanthropus, soloensis, erectus, java, fosil manusia purba, sangiran, jawa tengah, manusia purba indonesia, penemuan manusia purba di sangiran, jenis-jenis fosil manusia purba sangiran, manusia purba yang di temukan di sangiran, fosil manusia purba indonesia, manusia purba

Artikel Terkait

1 comments so far

bagus dech buat artikelnya
bisa ngebantu saya ngerjain tugasnya pak SamsuL ;) :)

Berkomentarlah dengan bijak :)
[-] Jangan melakukan spamming
[-] Tidak menerima URL
EmoticonEmoticon